Jumat, 17 September 2010

Javanese Script & Java Script

Javanese Script & Java Script

Javanese Script (hanacaraka)… yap script ini dah saya pelajari sejak jaman SD-SMP dulu tapi sampe detik ini masih aja lupa-lupa ingat :p ato bahkan bisa dikatakan lupaaaa semua hahahaha… yang jelas dari sekian banyak karakter hurufnya yang saya ingat cuman dua, HA dan KA karena mempunyai bentuk yang agak mirip karena kebalik.

Mungkin karena tidak pernah dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari maka untuk belajar Script ini sulitnya minta ampun. Apalagi di Indonesia sebagian besar menggunakan huruf latin ABCD dalam penulisan apapun baik buku, koran, website dll, tidak seperti di Jepang ataupun di Thailand yang masih mempertahankan huruf tradisionalnya meskipun sudah di jaman modern seperti sekarang. Sebenarnya kita malu dengan bangsa lain,dimana budaya bangsa ini? Tapi ya gimana lagi....yang duduk di kursi pemerintahan malah sibuk ngurusi keuntungan pribadi alis berlomba-lomba korupsi!bagaimana generasi ini perduli?
Moga aja ada yang terus mengembangkan kaya Mbah Google yang memberikan versi Basa Jawa.. tapi sayang dari pengamatan saya jarang yang gunakan!

Pelajaran Java Script cukup merepotkan bagi orang tua bila penguasaannya juga terbatas. Bila anak bertanya atau sedang ada pekerjaan rumah akan kesulitan membantu. Kaidah penulisannya dan susunan penulisannya cukup banyak. Sebagai dasar penguasaan Java Script harus hapal dengan karakter-karakternya.

Ada 20 karakter atau huruf dan ada beberapa huruf besar ditambah sejumlah sandangan atau tanda baca (lihat: Aksara Jawa). Beberapa aturan khusus untuk ejaan tertentu dengan karakter khusus pula. Berdasar Java Script ini pula anak Yogya membuat bahasa walikan dengan menukarkan urutan baris Java Script.


Java Script yang saya maksud adalah tulisan huruf Jawa. Oalah.... Lha kok Java Script? Bisa jadi pencipta huruf Jawa akan menuntut Sun Microsystem karena menggunakan nama itu tanpa ijin. Huruf Jawa sudah dikenal ratusan tahun yang lalu dan menjadi salah satu hasil karya buadaya bangsa. Di jaman digital penemu program Java menggunakan nama yang sudah dipakai secara turun temurun menjadi meek dagang. Apakah secara hukum orang Jawa berhak menuntut?


Sepertinya tidak perlu menggugat penggunan Java Script, Java Languange atau lainnya yang menggunakan sebutan hasil karya budaya leluhur kita. Justru kita manfaatkan penggunaan istilah yang sudah mendunia itu untuk mengenalkan dari mana istilah itu berasal dan sudah digunakan jauh beberapa abad yang lalu. Kita jelaskan bahwa istilah itu merujuk juga pada sebuah mahakarya budaya, huruf Jawa dan bahasa Jawa.

Hanya sayangnya penggunaan huruf Jawa sudah mulai ditinggalkan. Berbeda dengan bangsa Thailand dan India yang dengan bangga sampai saat ini menggunakan huruf yang cikal bakalnya sama dengan huruf Jawa itu. Hanya tinggal beberapa yang menguasai secara mumpuni. Oleh karena itulah marilah kita kembali belajar tulisan huruf Jawa, Java Script.

Bagi yang pengin tahu tentang Javanese script selengkapnya bisa meluncur ke Wikipedia disini : versi inggris (bagi yang bule), versi bahasa indonesia, versi kromo inggil (iki gae sing iso boso jowo alus hahaha) :D

Nah terus ketika kuliah bukannya diajarkan Javanese Script, eh malah ketemunya sama JavaScript. Hmmm… apaan nih? hehehe… ini adalah bahasa pemrograman untuk website di sisi client (di browser) dan perlu diingat, JavaScript tidak sama dengan Bahasa Java :D meskipun secara sintaks hampir sama yakni menggunakan sintaks C.

Contoh kecil JavaScript :



Nah sulit mana nih… Javanese Script apa JavaScript??? Hmmm… kalo saya sih karena sudah lama tidak belajar hanacara datasawala padhajayanya magabathanga bagi saya lebih mudah belajar JavaScript :)

Yup, moga saja Javanese Script ini tidak punah dan moga generasi bangsa ini sudi mempelajarinya. Jika bukan kita yang melestarikan dan perduli lalu siapa? Jika nanti diakui bangsa lain baru gembar gembor mau mengakui!

sumber: zawa.blogsome.com/elfarid.multiply.com